BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Isnin, 29 November 2010

biarkan ia menjadi yang terindah

 Ku utuskan, cinta yang agung, kasih yang tak kesampaian, duka yang tak terlerai, bersama kenangan indah di balik tirai api yang membara. Ku biarkan kasih pergi bersama bersama angin yang menyentuh lembut tubuhku. Ku pendamkan duka yang terus bermaharajalela dalam hatiku. Meski perit untuk ku akui, kehidupan tidak pernah menipu, dan aku harus mengalah dan bukan pasrah dengan ketentuan. Ia satu takdir yang tidak bisa dielakkan kerna aku manusia. Ia juga bukan sesuatu yang bisa dibenci, dimusnahkan kerna ia satu fitrah yang akan terus hadir dan menemani perjalanan hidupku sepanjang mencari keredaan ALLAH. Jadi aku berhak memilih kesempurnaan untukku meski aku juga bukan sempurna dan sekurang-kurangnya yang bisa menjadi pelengkap kelemahanku. Aku terlalu jauh bezanya, antara darjat mahupun keturunan. Namun ALLAH telah menetapkan satu yang mungkin akan sama atau mungkin berbeza tanpa perlu mengira darjatnya, iaitu IMAN. Dan aku tidak bisa mencari kepastiannya, walau aku petah menulis bait-bait syair yang hanya indah pada bacaannya tapi kosong pada maknanya. Semua itu ku tulis dengan jiwa yang keliru sekali, walau mungkin syair-syair itu punya makna yang tersendiri tapi ia sebenarnya satu keganjilan yang tidak harus dipandang enteng oleh seorang mukmin. Apakah bisa seorang mukmin yang sejati, menangisi satu kepalsuan cinta di hadapan yang MAHA ESA??? Mampukah ia digelar mukmin? Dan aku terus berfikir… meski aku bukan seorang tokoh, ulama atau hafizah. Apakah salah jika aku mencintai seseorang yang tidak teguh imannya pada yang MAHA ESA (meski aku tidak layak menentukan iman seseorang)?? Dan…….aku terleka seketika dengan tipu daya syaitan yang ingin menyesatkan anak Adam. Lantas, ALLAH terus menyedarkan hambaNYA yang dicintai yakni aku bahawa itu hanya satu keindahan dunia yang tidak kekal. Maka, ALLAH terus membiarkan aku berfikir, menggunakan segala yang telah diberikanNYA. Inginku bicarakan kata-kata cinta namun segalanya tersekat di keronkongku, mungkin ALLAH ingin aku segera menyedari bahawa masih ada yang lebih layak untuk melengkapkan kelemahanku, yang bisa membimbingku. Lalu dengan penuh keyakinan, aku melepaskan segalanya, segala beban yang telah menghantuiku selama ini. Cinta yang dikatakan agung ku biarkan terus musnah di dalam api yang marak. Meski terbit sedikit sebak saat melihat ia musnah, namun aku yakin pasti adanya hikmah di sebalik tiap yang berlaku. Meski perit untukku terima, mungkin kerna ia telah tertanam lama di dalam hatiku, namun aku ingin biarkan ia menjadi satu kenangan yang terindah dalam hidupku.  Merasai pengalaman yang mungkin sudah dirasai oleh banyak pihak, tapi mungkin yang berharganya adalah cara aku menyelesaikan, dengan caraku sendiri. Dan aku kini hanya berserah kepada ALLAH, menilai segalanya. Aku kini kembali tenang dengan kenangan yang mungkin sangat bernilai kepadaku. Terima kasih buat Shazwani dan Iwanina kerana membiarkan aku menempuhi semua kenangan itu, hingga aku bisa berdikari dalam hidupku, hingga aku bisa menjadi matang.

lavendercinder

                                              

                                          
               

0 ulasan: